Ngobrolin.id — Sejak kedatangan vaksin Sinovac di Indonesia, hampir setiap hari media-media pemberitaan menayangkan informasi mengenai vaksin. Belum lama ini media ramai-ramai menginformasikan bahwa tidak semua orang bisa divaksin covid-19. Hal ini karena vaksin bisa memberikan reaksi yang berbeda-beda. Berikut ini daftar orang yang tidak bisa divaksin.
Sedang menderita penyakit
Orang yang bisa divaksin hanya mereka yang sedang sehat. Sementara itu, seorang yang sedang sakit tidak boleh menjalani vaksin dan harus sembuh terlebih dahulu. Bahkan, demam sedikit saja sudah bisa menjadi penghalang seseorang untuk divaksin. Jadi, pastikan tubuh kamu sehat terlebih dahulu jika ingin divaksin, ya.
Memiliki alergi yang cukup parah
Masyarakat yang memiliki riwayat anafilaksis atau reaksi alergi parah yang dapat muncul dengan cepat sebaiknya tidak diberikan vaksin untuk mencegah alerginya muncul kembali. Pasalnya, vaksin bisa menyebabkan pembengkakan di sekitar mulut, mata, atau wajah. Mereka akan kesulitan bernapas dan tekanan darah menurun sangat drastis.
Anak-anak dan ibu hamil
Para ahli masih belum merekomendasikan vaksin untuk ibu hamil dan anak-anak yang berusia di bawah 16 tahun karena dikhawatirkan dapat menimbulkan efek pada masa kesuburan. Orang yang bisa divaksin harus berada dalam kelompok usia 18—59 tahun. Vaksin baru bisa diberikan setelah adanya penelitian yang menyatakan bahwa vaksin ini aman untuk anak-anak dan ibu hamil karena tidak mengganggu kesuburan.
Memiliki autoimun
Pasien autoimun tidak direkomendasikan untuk mendapatkan vaksinasi hingga hasil penelitian sudah keluar. Autoimun yang masih dianggap berbahaya mendapatkan vaksin adalah SLE, vasculitis, dan lainnya.
Vaksin bisa dilakukan setelah ada penelitian medis yang menunjukkan bahwa vaksin aman bagi para penderita autoimun.
Memiliki penyakit bawaan
Orang yang memiliki penyakit penyerta yang tidak terkontrol seperti diabetes atau hipertensi disarankan untuk tidak mendapatkan vaksinasi. Para pasien yang menderita penyakit komorbid atau penyakit penyerta harus dalam kondisi terkontrol terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan vaksinasi dari dokter yang merawat.
Sebelum pemberian vaksin, dilakukan pengecekan kondisi kesehatan tubuh terlebih dahulu untuk meminimalisir risiko yang ditimbulkan karena penyakit bawaan.